
Rumah Komposting Taman Cattleya

Bermain bersama adik-adik di fasilitas gym Taman Cattleya

Bak Tahap I Proses Komposting
Bak Tahap II Proses Komposting
Pupuk Kompos yang Sudah Jadi dalam Bak Tahap III
Di bawah senyuman cahaya matahari pagi, kami memulai aktivitas berkunjung ke Dinas Pertamanan & Pemakaman DKI Jakarta yang berada di bawah naungan Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Bertempat di daerah Petamburan, Jakarta Pusat.
Ketika kata pemakaman muncul, tak sedikit Yang bergidik ngeri mendengarnya. Memang nama yang dimiliki ini sesuai dengan identitasnya, karena dibangun tepat di atas lahan pemakaman. Tapi jangan khawatir, ketika kami memasuki area Dinas, tak sedikit pun ada aura seram yang terasa. Semua tertata rapi dan bersih, bahkan kami disambut begitu hangat lewat senyuman para “Pejuang” Kehutanan DKI Jakarta. Banyak pula “Pejuang” yang mengabadikan kedatangan kami lewat smartphone-nya. Sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri.
Kami bersama Miss Earth Indonesia 2016 (MEI 2016) yaitu Miss Luisa Andrea Soemitha, beserta seluruh panitia ElJohn Pageant memulai diskusi bersama dengan para “Pejuang” dari Dinas Kehutanan DKI Jakarta. Acara dibuka oleh kata sambutan hangat dari Bapak Djadar Muchlisin selaku Ketua Dinas Kehutanan DKI Jakarta juga oleh MEI 2016 Luisa Andrea. Materi pembekalan mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya di DKI Jakarta dibawakan oleh Bapak Bob dan Bapak Tombok. Konsep yang ingin diterapkan adalah Livable City sebagai Strategi Peningkatan RTH publik di DKI Jakarta.
RTH yang dimaksud berupa area hijau publik, di dalamnya terdapat berbagai aktivitas sosial sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, juga berbasis komunitas. Saat ini pemda DKI, khususnya Dinas Kehutanan menargetkan agar luas RTH mencapai 30% dari seluruh luas wilayah DKI Jakarta. Konsep Livable City ini mengacu pada Sustainable City, dimana semua aspek seperti manusia, lingkungan, ekonomi, dll tetap berjalan & berkerjasama membangun kota secara berkelanjutan. Diskusi ini ditutup dengan keantusiasan para peserta MEI 2017 dalam sesi tanya jawab dengan perwakilan Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
Dan ternyata di DKI Jakarta sendiri sudah terdapat banyak taman kota yang dibangun, salah satunya Taman Cattleya yang berada di bilangan Kemanggisan, Jakarta Barat. Tak butuh waktu lama, para “Pejuang” mengajak kami berkunjung ke taman ini. Sebuah pengalaman unik dimana kami bertelanjang kaki sambil melakukan tur keliling taman, seperti visi misi MEI yaitu “Down to earth & not afraid to get dirty.”
Deskripsi yang langsung terucap atas Taman Cattleya adalah indah, rapi, dan sejuk meskipun letaknya yang ada di tengah perkotaan. Selain danau sebagai resapan air hujan, fasilitas gym yang disediakan, terdapat juga Rumah Komposting. Hmm, rumah apa sih ini sebenarnya? Rumah ini merupakan tempat pengolahan sampah organik seperti daun dan rumput-rumputan menjadi pupuk kompos. Hebatnya selain kebutuhan Taman Cattleya sendiri, Rumah Komposting mampu menyuplai kebutuhan pupuk beberapa kecamatan sekitar di Jakarta Barat. Bayangkan jika setiap taman kota mempunyai Rumah Komposting, berapa banyak sampah organik yang bisa dikelola & juga penghematan uang yang dihasilkan. Pengolahan pupuk ini membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Sampah daun dan rumput terlebih dulu dicacah, kemudian ditambahkan bio-aktivator. Barulah akan disimpan dalam bak tertutup yang dibagi menjadi tiga fase bak.
Sebenarnya Taman Cattleya ini sudah berdiri sejak tahun 2006, sebelumnya bernama Taman Kampung Sawah. Namun masih disayangkan, cukup banyak warga DKI khususnya yang belum mengenal taman ini. Pihak Dinas Kehutanan DKI Jakarta terus berusaha mengenalkan, mensosialisasikan, dan menyempurnakan taman-taman kota agar semakin banyak warga yang berkunjung serta beraktivitas sosial. Kecendrungan masyarakat kota besar adalah menghabiskan waktu luang di mal-mal besar saja, terutama para kaum muda. Di taman kota kita bisa mendapatkan udara baru yang sejuk & segar, berolahraga, mengenal & belajar lebih dalam tentang alam beserta lingkungan terutama bagi anak-anak.
Beberapa usaha yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta yaitu : 1. Kerja sama dengan pihak lapas untuk membangun taman di dalam kawasan lapas.
2. Kerja sama dengan berbagai kampus untuk mengadakan aktivitas bersama di taman, seperti camping di hutan. 3. Meminta dukungan para sponsor untuk membantu penyediaan fasilitas umum di taman.
Untuk kedepannya, akan direncanakan penambahan tema-tema baik dalam pembuatan maupun pengembangan taman kota. Pemda DKI Jakarta memiliki impian agar dapat mewujudkan Jakarta sebagai pemenang Adipura, untuk Jakarta yang berjaya kembali. Jadi diharapkan dukungan dari seluruh pihak, terutama kami para finalis MEI 2017 yang merupakan ” Influencer” untuk berperan aktif mensosialisasikan serta mengenalkan taman-taman kota juga apa itu RTH agar dapat dikenal & dimengerti oleh lebih banyak orang.
By: Dewi Purnamasari Finalis No. 6
Perwakilan DKI Jakarta